Sabtu, 23 Februari 2008

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah sesuatu yang essensial bagi manusia. Melalui pendidikan, manusia bisa belajar menghadapi alam semesta demi mempertahankan kehidupannya. Karena pentingnya pendidikan, Islam menempatkan pendidikan pada posisi yang sangat penting. Hal ini bisa dilihat dalam Al-Qur’an dan Hadits yang banyak menjelaskan tentang arti pendidikan bagi kehidupan umat Islam sebagai hamba Allah. Bukanlah sesuatu yang kebetulan jika lima ayat pertama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad, dimulai dengan perintah membaca, iqra’.
Dalam Al-Qur’an ditegaskan bahwa Allah menciptakan manusia agar menjadikan tujuan akhir atau hasil segala aktivitasnya sebagai pengabdian kepada-Nya. Aktivitas yang dimaksudkan oleh Allah tersimpul dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang menegaskan bahwa manusia adalah khalifah Allah. Dalam statusnya sebagai khalifah ini, manusia mendapat tugas dari Allah, yaitu memakmurkan dan membangun bumi ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan oleh Allah. Tugas tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, jika manusia dibekali dengan pengetahuan, keterampilan dan kepribadian luhur sesuai dengan kehendak Allah. Semua ini dapat dipenuhi hanya melalui proses pendidikan.
Atas dasar ini, bahwa tujuan pendidikan Al-Qur’an adalah “membina manusia secara pribadi dan kelompok sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya, guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah”.
Pendidikan Islam merupakan salah satu aspek dari ajaran Islam. Oleh karenanya, tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam Islam, yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu bertakwa kepada-Nya, dan dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Pendidikan pada dasarnya adalah proses rekayasa kepribadian manusia. Maka kedudukan manusia dalam proses pendidikan menjadi sangat sentral. Hal ini mengandung dua implikasi sekaligus. Pertama, pendidikan perlu mempunyai dasar-dasar pemikiran filosofis yang memberi kerangka pandang yang holistik tentang manusia. Kedua, dalam prosesnya, pendidikan perlu meletakkan manusia sebagai titik tolak (starting point) sekaligus titik tuju (ultimate goal) dengan pandangan kemanusiaan yang telah dirumuskan secara filosofis.
Menurut Nurcholis Madjid, pendidikan hendaklah berkisar antara dua dimensi hidup: dimensi ketuhanan atau penanaman rasa taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan dimensi kemanusiaan atau pengembangan rasa kemanusiaan kepada sesama. Pertama, penanaman rasa taqwa kepada Tuhan dimulai dengan pelaksanaan kewajiban-kewajiban formal agama berupa ibadat-ibadat. Pelaksanaannya harus disertai dengan penghayatan yang sedalam-dalamnya akan makna ibadah tersebut, sehingga tidak dilaksanakan semata-mata sebagai ritus formal belaka, melainkan dengan keinsafan mendalam akan fungsi edukatifnya bagi kita. Kedua, yang lebih penting adalah seberapa jauh tertanan nilai-nilai kemanusiaan yang mewujud nyata dalam tingkah laku dan budi pekertinya sehari-hari. Dalam perwujudan nyata nilai-nilai tersebut dalam tingkah laku akan melahirkan budi luhur atau akhlakul-karimah.
Dasar-dasar pendidikan Islam, secara prinsipil diletakkan pada dasar-dasar ajaran Islam, yaitu Al-Qur’an dan sunnah. Dasar pendidikan Islam selanjutnya adalah nilai-nilai sosial kemasyarakatan yang tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran Al-Qur’an dan sunnah atas dasar mendatangkan kemanfaatan dan menjauhkan kemudlaratan bagi manusia.
Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul dan berkembang seiring dengan berkembangnya Islam di Indonesia. Madrasah telah mengalami perkembangan jenjang dan jenisnya seirama dengan perkembangan bangsa Indonesia sejak masa kesultanan, masa penjajahan dan masa kemerdekaan. Perkembangan tersebut telah mengubah pendidikan dari bentuk awal seperti pengajian di rumah-rumah, mesjid dan musholla menjadi lembaga formal sekolah seperti bentuk madrasah yang kita kenal sekarang ini.
Eksistensi madrasah terus mengalami perkembangan. Menurut data Departemen Agama RI tahun 2000-2001, sampai saat ini terdapat 36.105 madrasah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dengan rincian: Madrasah Ibtidaiyah berjumlah 22.035; Madrasah Tsanawiyah berjumlah 10.365; dan Madrasah Aliyah berjumlah 3.705. Dari jumlah madrasah tersebut, murid madrasah hingga saat ini berjumlah 5.459.370 siswa.
Beberapa tahun terakhir, muncul minat di kalangan masyarakat muslim Indonesia untuk membangun madrasah unggulan dalam berbagai jenjang pendidikan. Tujuannya yaitu mencapai keunggulan (excellence) tidak hanya dalam bidang ilmu-ilmu keagamaan, tetapi juga ilmu-ilmu umum. Dengan demikian, madrasah dipandang bukan lagi sebagai lembaga transmisi ilmu-ilmu keagamaan, melainkan juga sebagai tempat menanamkan apresiasi, penguasaan, keterampilan dan keahlian dalam bidang sains dan teknologi. Dengan perkembangan ini, madrasah diharapkan mampu menjawab tantangan globalisasi dengan menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dalam sains dan teknologi. Momentum reformasi pendidikan nasional, salah satunya adalah adanya keinginan untuk menempatkan posisi madrasah lebih baik lagi dalam perundang-undangan. Ini perlu disambut baik untuk memberi peluang bagi terjadinya inovasi yang beragam dari madrasah.
Di sisi lain, pesantren mempunyai peranan yang sangat penting bagi sejarah bangsa Indonesia. Dan tidak diragukan lagi bahwa pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan asli Indonesia. Lembaga ini telah eksis jauh sebelum kedatangan Islam di Nusantara. Sejak masa awal penyebaran Islam, pesantren adalah saksi utama bagi penyebaran Islam di Indonesia. Perkembangan dan kemajuan masyarakat Islam di Indonesia tidak bisa terpisahkan dari peranan pesantren. Bermula dari pesantren, perputaran roda ekonomi dan kebijakan publik Islam dikendalikan. Kedinamisan pesantren tidak hanya di bidang ekonomi dan dekatnya dengan kekuasaan, tetapi juga maju dalam bidang keilmuan dan intelektual.
Seiring perkembangan zaman, pesantren membuka kelembagaan dan fasilitas-fasilitas pendidikannya bagi kepentingan pendidikan umum. Pesantren tidak hanya mengadopsi madrasah tetapi juga mendirikan sekolah-sekolah umum dalam rangka mengikuti tuntutan masyarakat agar santri bisa belajar pengetahuan agama dan menguasai pengetahuan umum. Dengan demikian, pesantren telah memberikan peranan yang besar terhadap pembangunan nasional dalam bidang pendidikan.
Salah satunya adalah Pondok Pesantren Modern Mathla’ul-Huda yang ada di kelurahan Manggahang kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung Jawa Barat. Pondok Pesantren Modern Mathla’ul-Huda ini berdiri tanggal 1 Maret 1988, yang merupakan pengembangan dari Madrasah Diniyyah yang telah berjalan sejak tahun 1960-an yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam “Al-Anijiyyah”. Pondok pesantren ini telah membuka lembaran baru dalam dunia pendidikan yang memadukan model pendidikan sekolah dengan pondok pesantren. Sehingga dengan demikian, Pondok Pesantren Modern Mathla’ul Huda telah memberikan kontribusi terhadap dunia pendidikan dan keagamaan, umumnya bagi umat Islam dan khususnya bagi masyarakat di sekitarnya.

3 komentar:

Uruha Cajun mengatakan...

Assalamu'aaikum.......^-^
Buat Mr.Dadan And Mr. Wong Atai(Asep Tia)Di permantap Lagi Donx Tampilan Ini Supaya Sedikit Lebih Maju.Amien

Uruha Cajun mengatakan...

oiya satu lagi adain juga ya chating bersama alumni biar ukuwahnya terjalin

mezi prince mengatakan...

ass.dengan perkembangan zaman yg modern,mg biza lebih baik n berkualitas dlm segala bidang.do'a alumni slalu menyrtaimu..amin